Senin, 17 Maret 2014

Belajar Etika Bisnis Bagi Calon Pengusaha

Belajar Etika Bisnis Bagi Calon Pengusaha

Saat ini, masalah norma usaha tidak lagi masalah kekerasan fisik tetapi lebih kompleks dari pada itu. Beberapa entrepreneur tidak lagi diancam oleh pembunuh bayaran suruhan kompetitornya, tetapi juga mesti siap hadapi intrik yang sedemikian rupa. Secara singkat, siapa juga yang mau terjun didunia usaha, mesti siap dengan semua jenis rasa terhitung pahit serta manisnya.

Walau sekian, bukan hanya bermakna menentukan usaha untuk jalan hidup itu diharamkan. Malah sebaliknya, sembilan dari sepuluh pintu rejeki itu malah didapat dari aktivitas usaha. Logikanya, makin sulit suatu hal itu didapat, maka makin bernilai suatu hal itu. Juga saat  seorang menekuni dunia usaha yang berarti orang itu mesti siap berperang melawan bermacam masalah norma usaha yang makin hari makin meningkat.

Untuk pengantar, utama untuk calon entrepreneur untuk mengerti masalah norma usaha supaya tak kaget saat betul-betul terjun didalam dunia itu. Apapun kasus-kasus itu serta bagaimana caranya menyikapinya, terutama untuk entrepreneur yang tetap baru meniti? Contoh-contoh Masalah Norma Usaha

1. Pembajakan Inspirasi serta Karyawan
Dalam dunia usaha, kita bakal mengetahui arti ATM, yang berarti : amati, tiru, serta modifikasi. Tetapi, hal itu berbeda dengan menyontek terlebih mengaku-ngaku. Umpamanya, dalam masalah norma usaha taraf simpel saja, dua orang mahasiwa yang keduanya sama bergelut di bagian usaha tengah terlibat perbincangan. Lantaran yakin, mahasiswa 1 memberi tahu ide-ide apa yang bakal ia kerjakan untuk meningkatkan bisnisnya.

Mahasiswa 1 itu berkeyakinan bahwasanya rekannya tidak barangkali bakal mengambil idenya mengingat persahabatan mereka berdua yang telah benar-benar dekat sampai kini. Tetapi apa yang berlangsung? Mahasiswa 2 menjiplak inspirasi dari mahasiswa 1 tidak ada izin terlebih konfirmasi. Bagaimana perasaan kita apabila kita yaitu mahasiswa 1? Berang, bukan?

Persoalan semakin besar atas pembajakan inspirasi itu dapat pula lewat cara lain. Seperti agen FBI, perusahaan A menyuruh satu diantara pegawainya untuk pura-pura resign serta melamar di perusahaan B. Maksudnya yaitu untuk tahu rahasia atas keberhasilan perusahaan B.

Pegawai itu lalu memperlancar aksinya. Sesudah demikian lama bekerja di perusahaan B serta tahu banyak rahasia, pegawai itu lalu resign serta kembali pada perusahaan A dengan membawa hasil berbentuk rahasia utama itu. Masalah norma usaha sejenis ini dapat disebut lebih kejam dari pada pembunuhan.
Tak hanya pembajakan inspirasi, ada juga pembajakan karyawan. Umpamanya, si A yaitu satu diantara auditor teladan di suatu KAP 1. Sesudah demikian lama bekerja di perusahaan KAP 1 serta mempunyai segudang pengalaman, datanglah KAP 2 pada si A untuk tawarkan pekerjaan yang sama juga dengan upah serta jabatan yang lebih tinggi. Untuk manusia yang tetap normal, sudah pasti si A tertarik dengan tawaran itu.

Pihak yang mengajari, berikan training, serta membekali bermacam pengalaman pada si A yaitu KAP 1, tetapi yang nikmati akhirnya KAP 2. Walau masalah ini tidak dan merta segera dapat diklaim untuk masalah norma usaha, namun apabila ajukan pertanyaan pada hati nurani, kita bakal sepakat apabila aksi itu juga satu diantara misal dari masalah norma.

2. Sindiran Product Sejenis
Apabila misal masalah yang pertama tidak terlampau tampak terang, type masalah norma usaha yang ke-2 ini dapat di ketahui oleh seluruhnya susunan orang-orang. Tetapi, seluruhnya orang terasanya menyadarinya serta mereka cuma berkata, Namanya juga persaingan! Ingin bukti?

Tengok saja di tv perihal iklan-iklan dari bermacam product. Saring lalu cermat iklan-iklan dari product yang sejenis. Lalu kita baru dapat menyimpulkan bahwasanya mereka sama-sama menyindir, walaupun barangkali dengan cara halus, product dari perusahaan lain yang sejenis.

Apabila mau yang lebih kejam lagi, kita barangkali bakal dengan gampang temukan black campaign yang dikoar-koarkan oleh grup spesifik atas grup yang lain. Menjelek-jelekkan agen naskah spesifik dengan cara terbuka supaya agen naskah kepunyaannya tampak bagus. Itu misal kasusnya apabila dalam dunia literasi.

Dapat pula dengan cara terang-terangan memberikan pujian pada product buatan sendiri (terlampau narsis) serta tidak luput dari menjelek-jelekkan product buatan orang lain. Intinya yaitu mengangkat diri sendiri (perusahaan) lewat cara memojokkan serta menjelek-jelekkan orang lain.

3. Memakai Beberapa bahan Terlarang
Supaya murah, produsen/entrepreneur terkadang memakai beberapa cara yang benar-benar tak umum. Umpamanya, memakai bahan pewarna baju untuk memberi warna makanan dengan argumen lebih murah. Produsen atau entrepreneur itu tidak sempat memikirkan apa disebabkan dari tindakannya itu. Masalah norma usaha sejenis ini telah tergolong tindak pidana kejahatan lantaran membahayakan nyawa orang lain.

Supaya Tak Terjerat pada Masalah Norma Bisnis
Untuk entrepreneur baru, lumrah apabila barangkali kita tetap lugu serta polos. Bermacam dampak juga akan tiba serta pergi pada kita, baik dampak positif ataupun negatif. Banyak juga yang barangkali berkata pada kita bahwasanya sebagian masalah norma usaha diatas yaitu lumrah. Toh yang lakukan tidak hanya kita. Toh itu namanya kreatif, bila tak lincah bagaimana bisa duit, serta bermacam argumen yang barangkali bakal mereka masukkan ke dalam pikiran kita. Lalu, apa yang perlu kita kerjakan? Barangkali benar apabila saya mesti lakukan ini, dengan cara bila tidak gini tidak akan bisa untung!

Jreng Awalnya kita membetulkan aksi kita. Lama- lama umum. Apa yang perlu kita kerjakan supaya tak terjerat pada masalah norma usaha seperti diatas?

1. Usaha Mesti Penuh Etika
Pahamilah bahwasanya lantaran usaha itu terkait dengan orang lain tak hanya kita, maka usaha WAJIB beretika. Saat kita mau berbuat curang, umpamanya black campaign, tanyakanlah pada hati nurani, apakah cara itu baik?

Apa yang kita tanam, tersebut yang bakal kita panen. Sama sesuai melakukan bisnis. Apabila memperlancar usaha orang lain, usaha kita sendiri akan lancar. Percayalah bahwasanya rejeki tidak bakal tertukar. Pekerjaan kita cuma berupaya selurus-lurusnya serta sebaik-baiknya.

Tidak perduli orang lain menyampaikan kita cupu lantaran kejujuran kita. Malah apabila ditelaah selanjutnya siapa sesungguhnya yang cupu? Mencemoohkan orang lain sama perihal dengan bikin lubang kematian untuk diri sendiri. Itu penyebab janganlah sempat memikirkan untuk tergoda sedikit juga.

2. Memiliki komitmen
Sesudah meneguhkan prinsip bakal usaha yang beretika, setelah itu yaitu memiliki komitmen positif. Untuk melindungi prinsip itu, sebaiknya apabila kita berhimpun dalam grup komune yang positif. Tidak ada saat untuk bikin kiat yang mencemoohkakan orang lain lantaran maksud usaha kita malah untuk menebar dampak baik untuk orang lain.

3. Makin Susah, Makin Berharga
Mungkin saja prinsip kita barangkali bakal ditertawakan oleh beberapa orang. Kita akan dikira sok suci serta sok baik. Selama saat kita barangkali bakal jadi bahan tertawaan.

Tidak usah lebay, kita tidak berjuang sendiri kok
Kita mesti sadar bahwasanya menegakkan kebaikan makin lama seperti menggenggam bara api. Cuma kepercayaan serta keteguhan iman memanglah yang dapat meluruskan kemauan kita. Makin susah suatu hal itu kita peroleh, maka makin tidak ternilai harga nya. Begitupun sebaliknya.

Apabila ketika ini kita yaitu entrepreneur baru atau calon entrepreneur, yaitu utama untuk memelajari masalah norma usaha yang bermacam, baik dari dalam ataupun luar negeri. Dengan memelajari masalah norma usaha itu, sekurang-kurangnya kita bakal mempunyai memahami tidak untuk masuk pada lubang yang sama. Tahu masalah norma usaha bukan hanya untuk ikut-ikutan dikerjakan untuk kebutuhan milik sendiri, tetapi untuk dihindari sebisa-bisanya untuk kemaslahatan umat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar